Kamis, 31 Desember 2015

Sedikit Tentang ABUYA MALIKI

Al Imam Al Allamah Al Arifbillah "Abuya" As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki Al Hasani“

Al Jannah Ma Hi Balasy” (Surga Tidak gratis) dan “Ala Roqobatii Ma Uwaqqi” (Aku Tidak akan Tanda tangan Walau Leher Taruhannya).

Kalimat yang pertama diatas dikatakan oleh as Sayyid Muhammad al Maliki, Imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah Abad ini, yang oleh murid-murid dan pencintanya beliau akrab dipanggil “Abuya”. Bagi murid-murid dan pencinta beliau, mutu manikam ini sudah tidak asing lagi. Mengingat asbabul wurud dan moment keluarnya kalimat tersebut dari lisan Abuya Sayyid Muhammad sungguh sangat fenomenal.

Konon, kalimat tersebut diucapkan oleh Abuya Sayyid Muhammad ketika beliau sudah diputuskan untuk di “i’dam” (hukum penggal) oleh pemerintah Saudi, sebagai negeri asal beliau. Menurut penuturan dari santri-santri senior beliau, ketika itu, sekitar tahun 70-an beliau mendapat panggilan dari Raja Saudi, ketika itu masih Raja Fahad bin Abdul Aziz. Kertas surat panggilannya berwarna merah. Semua masyarakat Saudi tahu bahwa jika ada penduduk Saudi dipanggil pemerintah dengan suratpanggilan berwarna merah, pasti yang bersangkutan di i’dam atau paling tidak kalau memang tidak di i’dam, dipenjara.

Sebelum memenuhi panggilan Raja, Abuya Sayyid Muhammad memerintahkan kepada murid-muridnya untuk membacakan aurad dan adzkar untuk keselamatan beliau. Murid-murid beliau yang biasanya setiap hari tiada henti belajar, saat itu kegiatan belajar mengajar di Masyru’ nya (Masyru’: istilah untuk pesantren Abuya) dihentikan. Hanya diisi dengan aurad dan adzkar saja. Dan saat itu beliau senantiasa berwasiat kepada santri-santrinya agar mereka tetap teguh dan tidak goyah untuk meneruskan perjuangan beliau, jika beliau dalam waktu dekat sudah tidak lagi bersama mereka. Sehari sebelum diwajibkannya Abuya Sayyid Muhammad menghadap Raja, beliau sudah berada di Riyadl, sebagai ibu kota Saudi Arabia.

Tepat pada hari dimana Abuya Sayyid Muhammad diwajibkan datang ke Istana Raja, Beliau dijemput oleh Amir Salman (yang saat ini sudah menjadi Raja Saudi). Sebagai catatan, bahwa saat itu jika ada penduduk Saudi yang ada masalah dengan pemerintah Saudi dan diputuskan untuk di i’dam, pasti Salman yang mengurusnya.

Pertama kali Salman bertemu Sayyid Muhammad, dia langsung berkata kepada Sayyid Muhammad, “Ya Muhammad, jika ada penduduk Saudi dipanggil pemerintah menggunakan kertas merah dan saya yang mengurusinya, tentu kamu sudah tahu mau diapakan orang tersebut”, Salman bermaksud menggertak dan mengkerdilkan hati Abuya Sayyid Muhammad.

Akan tetapi, digertak seperti itu, Abuya Sayyid Muhammad sama sekali tidak gentar. Mendengar Ucapan Salman itu, justru Abuya Sayyid Muhammad malah seperti “macan dibangunkan dari tidurnya”. Saat itulah beliau menjawab, “AL JANNAH MA HI BALASY, YA SALMAN” (Surga tidak gratis, ya Salman). Allah Akbar. Sebuah kalimat yang benar-benar mencerminkan keberanian pengucapnya.

Singkat cerita, entah apa yang terjadi pada Raja Fahad, akhirnya hari itu Sayyid Muhammad tidak jadi bertemu dengan Raja Fahad, karena Fahad akan bepergian ke luar negeri. Dan Abuya Sayyid Muhammad sudah diperbolehkan pulang ke Makkah. Semua heran atas sikap Fahd yang langsung berubah 360 derajat. Apakah benar dia urung meng- “i’dam” Sayyid Muhammad hanya karena lantaran dia sibuk akan bepergian atau entah karena sebab yang lain, wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar