Selasa, 28 Mei 2024

SYEKH KASYFUL ANWAR AL-BANJARI


Syekh Kasyful Anwar, Ulama Besar dari Kalimantan Selatan
Syekh Kasyful Anwar, Ulama Besar dari Kalimantan Selatan

Syekh Kasyful Anwar, Ulama Besar dari Kalimantan Selatan

“Seyogyanya bagi orang yang alim apabila dia ditanya akan hal yang tidak diketahuinya maka dia akan berkata ‘Aku tidak mengetahuinya’ dan hal tersebut tidak akan mengurangi martabatnya tetapi menunjukkan akan wara’ dan sempurna ilmu.” Demikian sebagian nasihat Syekh Muhammad Kasyful Anwar seorang pembaharu sistem pendidikan sekaligus pimpinan periode ketiga Pondok Pesantren Darussalam Martapura yang merupakan pesantren tertua dan terbesar di Kalimantan.

Syekh Muhammad Kasyful Anwar lahir di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, pada tanggal 4 Rajab 1304 H/29 Maret 1887 pukul 10 pagi malam Selasa. Syekh Muhammad Kasyful Anwar adalah putra al-Allamah KH Ismail bin Muhammad Arsyad bin Muhammad Sholeh bin Badruddin bin Maulana Kamaluddin.

Memasuki usia tamyiz, jiwanya sudah dipenuhi dengan cahaya Al-Qur’an dan diasuh langsung oleh orang tuanya sendiri. Di masa mudanya ia tidak belajar di bangku sekolah, karena pada saat itu di Kampung Melayu belum ada madrasah formal. Jadi beliau belajar ilmu agama dengan beberapa masyayikh di antaranya:

  • Al-Alim Al-Allamah Syekh Ismail bin Ibrahim bin Muhammad Sholeh bin Mufti Syekh Zainuddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari
  • Al Alim Al Allamah Syekh Abdullah Khatib bin Muhammad Sholeh bin Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.


Pada usia 9 tahun Muhammad Kasyful Anwar dibawa oleh kakek, nenek dan kedua orang tuanya untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmu agama kepada ulama di Kota Makkah.

Sebagai pendatang yang belum pandai berbahasa Arab, beliau belajar kepada Al-Alim Al-Allamah Syekh Muhamamd Amin bin Qadhi Haji Mahmud bin Asiah binti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, seorang ulama yang berasal dari Kampung Pasayangan Martapura dan sudah lama menetap di Kota Makkah.

Selama belajar di Makkah beliau berguru dengan ulama-ulama besar di antaranya:
1. Sayyid Ahmad bin Sayyid Abu Bakar Syatha, anak dari pengarang kitab I’anah Al Thalibin;
2. Habib Ahmad bin Hasan Al-Attas penulis kitab Tadzkirunnas;
3. Syekh Muhammad Ali bin Husein Al-Maliki yang bergelar Sibawaihi pada zamannya, sangat alim dan memiliki berbagai keahlian bidang ilmu;
4. Syekh Umar Hamdan Al-Mahrusi;
5. Syekh Umar Ba Junaid Mufti Syafi’iyah;
6. Syekh Sa’id bin Muhammad Al Yamani;
7. Syekh Muhammad Sholeh bin Muhammad Ba Fadhal;
8. Syekh Muhammad Ahyad Al Bughuri;
9. Sayyid Muhammad Amin Al Kutbi.

Setiap cabang ilmu yang dipelajari, selalu ditelusuri sanadnya, terutama di bidang fiqih, hadits, wirid, dan hizib-hizib. Di bidang hadits, beliau mempelajari secara langsung sebanyak 40 hadits musalsal yang disusun oleh Syekh Mukhtar Atthatih kepada Syekh Muhammad Ahyad Al Bughuri beserta praktiknya baik memakai sorban, libasul hirqah as-shufiah, dzikir, mushafahah, musyabaqah, munawalatussubhah, dan lainnya yang termaktub di kitab tersebut.

Syekh Muhammad Kasyful Anwar juga mengambil ijazah Dalailul Khairat dan Burdatul Madih Al Mubarakah dari Syekh Muhammad Yahya Abu Liman, Syekh Dalaiul Khairat dengan sanad yang mutthasil kepada penyusun keduanya.

Murid-murid beliau sangat banyak dan menjadi ulama besar di antaranya:

  1. Syekh Anang Sya’rani Arif seorang muhadits dan juga salah satu Pimpinan Pesantren Darussalam Martapura;
  2. Syekh Muhammad Syarwani Abdan Pimpinan PP Datuk Kalampayan Bangil;
  3. Syekh Ahmad Marzuki;
  4. Syekh Muhammad Samman bin Abdul Qadir;
  5. Syekh Abdul Qadir Hasan;
  6. Syekh Husien bin Ali;
  7. Syekh Salman Yusuf;
  8. Syekh Muhammad Samman Mulia.


Selain aktif berjuang di dunia pendidikan sebagai pengajar, Syekh Muhammad Kasyful Anwar juga berjasa memperkaya khazanah perpustakaan Islam dengan berbagai karya tulis yang bermanfaat. Di antara karya tulis beliau:

1. Risalah Tauhid;
2. Risalah Fiqh;
3. Risalah Fi Sirah Sayyidil Mursalin (Ilmu Tarikh);
4. Targhib Al-Ikhwan Fi Tajwid Al Qur’an;
5. Durutsuttashrif (Ilmu Sharaf 4 Jilid);
6. Terjemah kitab Hadits Arbain dalam bahasa Arab Melayu berjudul Al-Tabyin Ar-Rawi Bisyarhi Arba’in An-Nawawi;
7. Terjemah kitab Jauarah Al Tauhid yang berjudul Al Durrul Farid Syarh Jawhar Al Tauhid;
8. Risalah Hasbuna.

Pembaharu Pesantren

Syekh Muhammad Kasyful Anwar menjadi Pimpinan Pesantren Darussalam Martapura pada periode ketiga selama 18 Tahun (1922-1940). Dalam kepemimpinan beliau terjadi perubahan-perubahan fundamental baik di bidang sistem pendidikan, penyusunan kurikulum, pemberdayaan tenaga pengajar, maupun peningkatan infrastruktur yang meliputi pembangunan sarana dan prasarana fisik bangunan. Cara pengajian Pesantren Darussalam yang sebelumnya berupa halaqah diubahnya menjadi model pengajaran klasikal dan berjenjang.

Dengan adanya pembaharuan sistem dan metode pendidikan yang dilakukan Syekh Muhammad Kasyful Anwar di Pesantren Darussalam Martapura, maka banyak berdatangan dan berduyun-duyun para santri dari berbagai daerah di Kalimantan yang belajar di Pesantren Darussalam Martapura. Dalam beberapa tahun saja para alumnusnya terlah tersebar ke berbagai pelosok Kalimantan dan mendapat kepercayaan dari masyarakat kaum muslimin setempat untuk membuka pengajian majelis taklim, mendirikan madrasah dan pondok pesantren. Di antara salah satu alumnus Pesantren Darussalam Martapura yang sangat terkenal dan memimpin majelis taklim yang diikuti oleh ratusan ribu jamaah adalah KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau yang lebih dikenal dengan panggilan guru sekumpul.

Syekh Muhammad Kasyful Anwar termasuk orang yang berkecukupan. Beliau adalah pedagang emas dan intan yang dijalankan saudara iparnya di Jakarta. Selain usaha tersebut, beliau juga memiliki sawah dan kebun karet yang dikerjakan oleh tenaga upahan. Di sela-sela kesibukannya, beliau tetap menyempatkan diri turun ke sawah dan kebun bekerja bersama pekerja upahan.

Kemandirian yang Syekh Muhammad Kasyful Anwar miliki menjadikannya tidak mau menerima zakat, bahkan atas kemampuan tersebut beliau mengeluarkan zakat dan memberikan bantuan kepada orang lain. Bahkan gaji guru-guru Pesantren Darussalam Martapura banyak diberikan dari uang pribadi beliau. Walaupun sebagai seorang yang berada namun beliau tetap dalam hidup kesederhanaan karena perilaku zuhudnya. Begitulah kehidupan pribadi seorang ulama Ahlussunnah wal Jama’ah yang memegang teguh disiplin ilmu dan kemasyarakatan.

Syekh Muhammad Kasyful Anwar menikah dengan seorang perempuan bernama Siti Halimah pada bulan Syawwal 1330 H dalam usia 26 tahun dan dikaruniai 6 orang anak, 4 putra dan 2 perempuan.

Setelah berjuang tanpa kenal lelah dari masa belajarnya hingga masa mengajar dalam rangka menyampaikan amanah sebagai pewaris baginda Rasulullah SAW kepada umat baik melalui pendidikan formal dan pengajian nonformal maupun dengan tulisan yang tersebar dan menjadi bahan bacaan terutama di Pesantren Darussalam Martapura, akhirnya pada malam Senin pukul 9.45 WITA, tanggal 18 Syawwal 1359 H/18 September 1940 M Syekh Muhammad Kasyful Anwar berpulang ke Rahmatullah dalam usia 55 tahun dan dimakamkan di Kampung Melayu Martapura. (Erfan Maulana)

 
Dikutip dari Kitab Nurul Abshar (Sebagian Riwayat Hidup) Syekh Muhammad Kasyful Anwar susunan KH Munawwar Gazali Pimpinan Majelis Ta’lim Raudlatul Anwar

Selasa, 14 Februari 2023

Bi Fatimah

QASIDAH BI FATIMAH DAN TERJEMAHANNYA
بِفَاطِمَةْ قَدْ صَفَا حَاِلي وَ نِلْتُ الْمَرَ امْ
بِضْعَةْ مُحَمَّدْ حَبِيْبُ اللهِ خَيْرُا لأَ نَامْ
Dengan Fathimah telah tersucikan keadaanku dan kudapatkan segala cita-cita luhurku,
Sebahagian tubuh Muhammad Habibullah SAW sebaik-baik manusia.
أَعْلَى لَهَا الله ُقَدْرً ا فِي اْلعُلا َوَ الْمَقَامْ
نِعْمَ الْبَتُوْ لِ الرَّ ضِيَّةْ نُوْرٌ كُلِّ الظُّلا َمْ
Allah telah mengagungkan derajat Fathimah dengan Keluhuran dan Maqam Mulia Kesucian yang tersuci dalam Samudra Keridhaan Ilahi, Cahaya segala Kegelapan.
أُمُّ الْحَسَنْ وَ الْحُسِين أَهْلُ الْمَرَ قِي الْعِظَا مْ
لَهُمْ عَطَايَا مِنَ الْمَوْ لَى كِبَارْ جُسَامْ
Ibu Hasan dan Husein pemilik maqam puncak kemuliaan,
Atas mereka limpahan Anugerah dari Sang Pencipta Pemilik Anugerah terbesar.
هُمْ سَادَ ةُ أَهْلُ الْجِنَانِ الْعَالِيَّةْ يَاغُلا َمْ
مَنْ حُبُّهُمْ صَدَ قْ بَا يَسْكُنْ بِدَ ارِ السَّلا َمْ
Merekalah pembesar ahli surga yang luhur wahai anak,
Maka yang mencintai mereka dengan kesungguhan akan menghuni surga Darussalam.
وَ مَنْ تَعَلَّقْ بِهِمْ يَظْفَرْ بِنَيْلِ الْمَرَ امْ
أَكرَ مْتِ يَا بِضْعَةْ أَحْمَدْ فَانْعِمِي بِالتَّمَامْ
Dan yang berpegang dengan mereka akan beruntung mendapatkan cita-citanya,
Mulialah engkau wahai sebahagian tubuh yang terpuji (Al Hamid) maka limpahilah kami kemuliaan.
وَ امْنَحِيْ عَبْدَ كُمْ فِي الْقُرْ بِ أَعْلَى وَ سَامْ
نَقُو مُ بِحَمْلِ الرَّ يَاتِ الْهُدَ أَحْسَنْ قِيَامْ
Perhatikanlah dengan lembut budakmu ini, dengan kedekatan sebagai anugerah agung,
Agar kami tegak memegang Panji Dakwah Al Hamid dengan tegak sempurna.
تَعُمُّ دَ عْوَ تَةُ فِي ا لأ َ كْوَ انِ كُلَّ الأَ نَامْ
نَلْبَسُ خَلْعِ إِرْثُ مَا يَصِفْ سَنَاهَاكَلا َمْ
Hingga tersebar dakwahnya di seluruh dunia kepada seluruh manusia,
Hingga kami memakai baju Warisanmu yang bercahaya terang benderang tak tersifatkan oleh kalimat.
يَانُوْ رُ قَلْبِيْ وَ يَا أُمِّيْ عَلَيْكِ السَّلا َمْ
فِيْ كُلِّ حَالٍ وَ شَأْنٍ كُلِّ لَحْظَةٍدَ وَامْ
Wahai cahaya hatiku, wahai ibuku kuucapkan salam,
Setiap waktu, kejap dan saat dengan abadi.
عَلَيْكِ صَلَّى ِإ لهِيْ مَعَ أَبِيْكِ الإِ مَامْ
ِ..............................إِ مَامْ كُلِّ الْوَ رَى فِي كُلِّ خَاصٍّ وَ عَامْ
Atasmu limpahan shalawat Tuhanku, juga atas Ayahmu Sang Imam,
Pemuka semua pemuka dari semua golongan khusus dan awam.
الشَّا فِعُ الْمُبْتَغِ يَوْ مُ اللِّقَاءِ وَ الزِّ حَامْ
يَوْ مُ الْمَلا َئِكْ تُنَادِ يْ جَمْعُ كُلَّ الأَ نَامْ
Pemilik Syafa’at idaman dan tujuan di Hari Pertemuan dan Perkumpulan,
Hari para malaikat berseru pada seluruh manusia.
غُضُّوْ ا أَبْصَارَ كُمْ تَمُرُّ بِنْتِ النَّبِيِّ بِالسَّلا َمْ
وَ نَكِّسُوْ ارُ ؤُ وْ سَكُمْ مَاأَعْظَمَهُ وَالله ُمَقَامْ
Tundukkan pandangan kalian untuk lewatnya Putri Nabi dengan Salam Sejahtera …..!
Tundukkan kepala kalian…, Maqam yang alangkah Agungnya Demi Allah.
أتََذْ كُرِ يْنِي مَعَكِ أَعْبُرْ وَ مَنْ لَهُ ذِ مَامْ
حَاشَاكِ يَا أُمُّنَا تَنْسِيْنَ هَذَاالْغُلا َمْ
Apakah mengingatkan saat itu untuk masuk dan lewati shirath bersamamu dan bersama mereka yang termuliakan,
Alangkah sedih dan tak mungkin ….. wahai Ibu kami, Engkau lupakan anakmu ini.
مَحْسُوبِكُمْ يَرْتَجِيْهِ مِنْكُمْ بِهِ الإِ هْتِمَامْ
أَ نْتُمْ مَرَ امُهْ وَمَقْصُوْ دُهُ وَ نِعْمَ الْمَرَامْ
Bocah kesayanganmu mengharapkan kasih sayang dan perhatian ini,
Engkaulah cita-cita dan maksud, dan semulia-mulia cita-cita.
يَا بِنْتَ طهَ فُؤَادِ يْ فِيْ مَحَبَّتِكِ هَامْ
وَاللهِ أَ نْتُمْ مُرَادِ يْ فِي الدُّ نَاوَالْقِيَامْ
Wahai Putri Tha Haa, sanubariku bergejolak dalam mahabbah padamu,
Demi Allah, Engkau maksudku di dunia dan di hari kebangkitan.
وَمَاأَنَا ِإ لاَّ بِكُمْ يَاسَادَ تِيْ يَاكِرَامْ
عَلَيْكِ مَعَ وَ الِدْكِ أَذْ كَي الصَّلا َةُ وَالسَّلا َمْ
Dan aku ini hanyalah karenamu Wahai Pembesarku, Wahai Imam mulia,
Atasmu bersama ayahmu sesuci-suci shalawat dan salam.
وَأَهْلُ الْكِسَاءْوَ اهْلِ بَيْتِهِ عَالِيِيْنَ الْمَقَامْ
وَالصَّحْبِ أَجْمَعْ وَ مَنْ عَلَى هُدَ اهُ اسْتَقَامْ
Dan atas Ahlul Kisa serta Ahlul Baitnya para maqam yang luhur,
Dan para Shahabat semua dan seluruh yang teguh dengan petunjuknya.

Selasa, 10 Januari 2023

"BUNGKUS DAN ISI"

"BUNGKUS DAN ISI"

Apa itu "BUNGKUS"-nya dan apa itu "ISI"-nya?.

"Rumah yang indah" hanya bungkusnya.. 
"Keluarga bahagia" itu isinya…
 
"Pesta pernikahan" hanya bungkusnya.. 
"Sakinah, mawaddah, warahmah" itu isinya… 

"Ranjang mewah" hanya bungkusnya.. 
"Tidur nyenyak" itu isinya… 

"Kekayaan" itu hanya bungkusnya.. 
"Hati yang bahagia" itu isinya… 

"Makan enak" hanya bungkusnya.. 
"Gizi, energi, dan sehat" itu isinya…
 
"Kecantikan dan Ketampanan" hanya bungkusnya.. 
"Kepribadian dan hati" itu isinya…
 
"Bicara" itu hanya bungkusnya.. 
"Amal nyata" itu isinya…
 
"Buku" hanya bungkusnya.. 
"Pengetahuan" itu isinya… 

"Jabatan" hanya bungkusnya.. 
"Pengabdian dan pelayanan" itu isinya..
 
"Kharisma" hanya bungkusnya.. 
"Akhlaqul karimah" itu isinya…
 
"Hidup di dunia" itu bungkusnya.. 
"Hidup sesudah mati" itu isinya…

Utamakanlah ISI-nya.. 
Namun rawatlah BUNGKUS-nya… 
Jangan memandang rendah & hina setiap BUNGKUS yang kita terima, karena berkah tak selalu datang dari BUNGKUS kain sutera melainkan juga datang dari BUNGKUS koran bekas.. 
Janganlah setengah mati mengejar apa yang tak bisa kita bawa mati..

*اللهم صل على سيدنا محمد النبي الامي وعلى اله وصحبه وسلم*

Minggu, 11 Desember 2022

SEJARAH masuknya MAULID SIMTHUDDUROR KE NUSANTARA

Sejarah Masuknya Simthuddurar Ke Nusantara 

Ditulis oleh Ustadz Anto Djibril

Inilah Kitab Maulid Simtudduror yang selesai di tulis pada tanggal 24 Robiul Awal 1327 H, bertepatan dengan 14 April 1909 M, kitab tersebut merupakan milik Al Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi, yang makamnya di Ampel Surabaya

Kitab tersebut merupakan salinan yang ditulis setelah 14 hari kitab Maulid Simtuddurror selesai di karang,  oleh Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi pada tanggal 10 Robiul Awal 1327 H, bertepatan dengan hari Rabu 31 Maret 1909 M

Al Habib Ali sang pengarang Maulid, wafat pada tanggal 20 Rabiul Akhir 1333 H, bertepatan dengan tanggal 6 Maret 1915 M, wafat pada umur kurang lebih 74 tahun. Sedangkan Maulid Simtuddurror itu sendiri masuk ke Pulau Jawa ini, dibawa oleh muridnya yang bernama Al Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi atas perintah beliau sendiri, untuk menyelenggarkan Maulid Akhir Khamis yang didalamnya dibacakan kitab Maulid tersebut

Al Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi, pertama mengadakan Maulid Akhir khamis, di daerah Jatiwangi Cirebon lalu berpindah beberapa kali diantaranya Bogor dan akhirnya di selenggarakan di Masjid Ampel Surabaya

Pada perayaan Maulid Akhir khamis di Masjid Ampel Surabaya, tanggal 29 Rabiul Awal 1337, bertepatan dengan 2 Januari 1919 M, Al Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi menyerahkan Maulid Akhir khamis kepada Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang Batavia Centrum / Jakarta. Dan setelah itu, tidak beberapa lawa Al Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi berpulang kerohmatulloh, pada hari Rabu 12 Robiul Akhir 1337 H, bertepatan dengan 14 Januari 1919 M

Baru pada tahun 1920 M, oleh Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi, Maulid Simtudduror di syiarkan melalui perayaan Maulid Akhir Khamis di jalan raya depan Masjid Al Makmur Tanah Abang, dan di tahun 1921 M mulai diadakan di depan halaman Jamiyatul Khair dan pembacaan Maulid itu di syiarkan melalui Radio NIROM, tahun 1937 M oleh Habib Ali dipindahkan ke Kwitang hingga sekarang

Kitab Maulid Simtudduror itu dulu saya yang merawatnya selama 20 tahun, dari tahun 1999 dan sudah saya serahkan ke Perpustakaan dan Musium Majlis Ta'lim Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang Jakarta, pada perayaan Maulid yang lalu

Minggu, 10 Juli 2022

KALAM ULAMA

بسمﷲالرحمن الرحیم

Dicintai oleh seseorang yang mencintai kita dengan kekurangan kita lebih berharga dari pada dicintai 10 orang karena kehebatan kita saja.

Hidup telah mengajarkan kita bahwa cinta tidak berisi saling memandang, tapi cinta berisi bersama-sama melihat satu arah yang sama

Berhati-hatilah engkau menggantungkan hatimu terhadap kecintaan akan sesuatu yang Allah tidak mencintainya, karena engkau akan hancur binasa.
.
Al-Habib Umar bin Hafidz
.
يالله بالتوفيق حتى نفيق ونلحق الفريق⁣
Mudah-mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita bisa di golongkan dengan orang-orang sholeh.
Aamiin.

#PecintaDzurriyatRosulullah

AWALNYA SITI HAJAR PROTES

*"SITI HAJAR PROTES"*
Mengapa suaminya meninggalkan dia dan Ismail anaknya yang masih kecil di padang pasir yang tak ada siapapun dan tdk sda apapun ?
Ia hanya menduga bahwa ini akibat kecemburuan Sarah, istri pertama suaminya yang belum juga bisa memberinya putra.

Hajar mengejar Ibrahim AS, suaminya, dan berteriak:
*"Mengapa engkau tega meninggalkan kami di sini, bagaimana kami bisa bertahan hidup?*
Ibrahim AS terus melangkah meninggalkan keduanya, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh membasahi pipinya.
Perasaannya terjepit antara *pengabdian* dan *pembiaran*.
Hajar masih terus mengejar sambil terus menggendong Ismail, kali ini dia setengah menjerit, dan jeritannya menembus langit.
*Wahai suamiku, ayahanda Ismail, Apakah ini Perintah Tuhanmu ?"*

Kali ini Ibrahim AS, Sang Khalilulloh, berhenti melangkah.
Dunia seolah berhenti berputar.
Malaikat yang menyaksikan peristiwa itu pun turut terdiam menanti jawaban Ibrahim AS.
Butir pasir seolah terpaku kaku. 
Angin seolah berhenti mendesah.

Pertanyaan atau lebih tepatnya gugatan Hajar membuat semuanya terkesiap.
Ibrahim AS membalik tegas, dan berkata:
*Iya, ini perintah Tuhanku !*

Hajar berhenti mengejar, dan dia terdiam.
Lantas *meluncurlah kata-kata dari bibirnya, yang mengagetkan semua malaikat, serta menggusarkan butir pasir dan angin;*

*"Jika ini perintah Tuhanmu, pergilah wahai suamiku. Tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir, Allah akan menjaga kami."*

Ibrahim AS pun beranjak pergi.

Dilema itu sirna sudah.
*Ini sebuah Pengabdian, atas nama perintah Allah, bukan pembiaran.*

*Itulah IKHLAS...*

*IKHLAS* _adalah wujud sebuah keyakinan mutlak, pada Sang Maha Mutlak._

*Ikhlas* adalah *kepasrahan, bukan mengalah apalagi menyerah kalah.*

*Ikhlas* itu adalah _ketika engkau sanggup untuk berlari, mampu untuk melawan dan kuat untuk mengejar,_ namun.. engkau *memilih* untuk *patuh* dan *tunduk*.

*Ikhlas adalah sebuah kekuatan untuk menundukkan diri sendiri dan semua yang engkau cintai.*

_Ikhlas adalah memilih jalan-Nya, bukan karena engkau terpojok tak punya jalan lain._

*Ikhlas bukan lari dari kenyataan. Ikhlas bukan karena terpaksa. Ikhlas bukan merasionalisasi tindakan, bukan mengkalkulasi hasil akhir.*

_Ikhlas tak pernah berhitung, tak pernah pula menepuk dada._

*Ikhlas itu tangga menuju Allah.*

_Mendengar Perintah-Nya,_ *Menaati-Nya.*

*IKHLAS adalah IKHLAS itu sendiri. Murni tanpa embel² kepamrihan apapun. Suci bersih 100 persen, hanya karena Allah dan mengikuti Kehendak Allah, tidak yang lain*

*IKHLAS ADALAH KARUNIA ALLAH YG DIBERIKAN ALLAH KEPADA HAMBA2X YG DICINTAI NYA*

Setelah ditinggal suaminya, Ibrahim, Hajar mengendong putranya Ismail. Sambil lapar dan haus Hajar terduduk setelah perjuangannya mencari air dari Shafa ke Marwa...dari Marwa je Shafa sampai 
7 x , sementara itu kaki Ismail mengepak-ngepak ke pasir dan keluarlah air, .... air zamzam, dan di situlah Sarah dan Ismail hidup selama belasan tahun. Setelah lsmail remaja datanglah Ibrahim dengan perintah Allah untuk menyembelih Ismail anak semata wayangnya...yg sangat dicintainya...yg lama dia harapkan..yg dikaruniai Allah setelah ia berumur 100 th...anak yg sangat sholeh...

Ibrahim dan Ismail, ikhlas, patuh dan sabar akan perintah  Allah...... 
ketika Ismail sudah dibaringkan dan siap disembelih ...... ternyata Allah SWT mengganti Ismail dengan domba yg besar.

Sekarang
*"Setiap kita adalah *'IBRAHIM'* dan setiap Ibrahim punya *'ISMAIL'.....*

Ismailmu mungkin *'HARTAMU',*
Ismailmu mungkin *'JABATANMU',*
Ismailmu mungkin *'GELARMU',*
Ismailmu mungkin *'EGOMU',*
Ismailmu adalah sesuatu yang kau *'SAYANGI'* dan kau *'PERTAHANKAN'* di dunia ini....
Ibrahim tidak diperintah Allah untuk membunuh Ismail, Ibrahim hanya *diminta Allah untuk membunuh rasa 'KEPEMILIKAN' terhadap Ismail.*
Karena hakekatnya semua adalah milik Allah...

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menganugrahkan *KESHALIHAN dan Keikhlasan Nabi Ibrahim serta KEIKHLASAN dan Kesabaran Nabi Ismail kepada kita semua.*


*_Karena di hadapan Allah hanya ketaqwaan kita yang diterima-Nya.._*

Semoga kita termasuk ke dalam orang yang bertaqwa dan senantiasa dirahmati ALLAH.
Aamiin YRA 🤲